Friday 1 June 2018

Desa Adat Osing "Kemiren"



Desa Kemiren adalah salah satu Desa Adat di Banyuwangi. Desa wisata ini terletak di Kecamatan Glagah, Banyuwangi. Desa Kemiren terkenal dengan kebudayaan Osing yang kental, dimana pemerintah pun menetapkan sebagai cagar budaya dan pengembangan Desa Wisata Suku Osing.
Dari sejarah diceritakan bahwa masyarakat desa Kemiren berasal dari orang-orang yang mengasingkan diri dari Kerajaan Majapahit, di masa keruntuhan terakhir tahun 1478 M. Masyarakat yang mengasingkan diri tersebut juga tersebar di wilayah Gunung Bromo (Suku Tengger) di Kabupaten Probolinggo dan beberapa lari ke Pulai Bali. Mereka yang tinggal dan menetap di Banyuwangi akhirnya mendirikan kerajaan Blambangan dengan corak budaya Hindu รข€“ Buddha, sama seperti Majapahit.
Kerajaan Blambangan itupun berkuasa selama 200 tahun sebelum jatuh ke kekuasaan kerajaan Islam Mataram, tahun 1743 M. Sampai saat ini, beberapa penduduk yang ada di desa Kemiren masih melakukan beberapa kebiasaan dan kultur yang sama sejak jaman nenek moyang mereka. Salah satunya bisa dilihat dari cara mereka bercocok tanam. Masyarakat desa Kemiren menggelar tradisi selamatan sejak menanam benih, saat padi mulai berisi, hingga panen. Saat masa panen tiba, petani menggunakan ani-ani diiringi tabuhan angklung dan gendang yang dimainkan di pematang-pematang sawah. Saat proses menumbuk padi pun, para wanita memainkan tradisi Gedhogan, yakni proses memukul-mukul lesung dan alu sehingga menimbulkan bunyi layaknya musik instrumental.

Setelah ditetapkan menjadi Desa Wisata Using, tahun 1995 Bupati Purnomo Sidik membangun anjungan wisata yang terletak di utara desa. Anjungan ini dikonsep menyajikan miniatur rumah-rumah khas Using, mempertontonkan kesenian warga setempat, dan memamerkan hasil kebudayaan. 
Di tempat rekreasi dibangun fasilitas wisata seperti kolam renang, tempat bermain, dan tentu saja ada bangunan rumah khas masyarakat Osing serta bangunan museum modern yang mamajang berbagai perlengkapan dan pernik budaya Osing. Cukup dengan uang Rp 5.000 untuk tiket masuk, wisatawan bisa menikmati fasilitas rekreasi sepuasnya.
Wisata Desa Adat Kamiren ini juga penuh dengan atraksi. Salah satunya adalah Barong Osing. Barong berciri khas sebagai wujud Singa bersayap dan bermahkota yang juga bisa dilihat Singa bersayap di Paduraksa cungkup makam Sunan Drajat,hewan ajaib,angker,mata melotot,bertaring,dagu bergerak dan dimainkan oleh dua orang.
Desa Adat Kemiren Banyuwangi menawarkan eksplorasi budaya lokal yang sangat menarik untuk dicoba. Jadi, berwisata ke Banyuwangi juga bisa sebagai bentuk melestarikan budaya. Di acara ini semua pengujung terpukau Ritual Barong Ider Bumi di desa Kemiren.
Berikut kebudayaan yang dilestarikan di Wisata Desa Adat Kamiren : Sanggar Genjah Arum Sanggar ini ibarat sebuah museum yang berada di Desa Adat Kemiren Banyuwangi. Tempat tersebut milik pribadi yang dikelola oleh seorang pengusaha untuk melestarikan kebudayaan tradisional Banyuwangi. Masuk ke dalam sanggar ini akan membawa pengunjung serasa kembali ke Banyuwangi di masa lampau. Di sana ada tujuh rumah adat yang usianya sudah sangat tua  dan juga beberapa ornamen kuno yang membuat suasana tempo dulu semakin terasa kental. Angklung Paglak adalah sebutan untuk sebuah gubuk kecil yang dibuat dari bambu dengan atap ijuk.
Berbeda dengan gubuk kebanyakan, paglak dibangun setinggi 10 meter dari tanah dengan menggunakan empat batang bambu sebagai penyangganya. Angklung paglak adalah permainan musik yang dilakukan di atas gubuk tersebut. Seni musik ini menjadi salah satu adat kebudayaan yang dilestarikan di Desa Adat Kemiren Banyuwangi hingga sekarang.

Tari Gandrung Pesona budaya lain yang bisa ditemui di Desa Adat Kemiren Banyuwangi adalah pertunjukan Tari Gandrung yang sangat mempesona. Sambil bersantai di Sanggar Genjah Arum, pengunjung akan dimanjakan oleh penari yang menghibur.

itulah sekilas mengenai desa Adat Osing Kemiren yang ada dibanyuwangi. jangan lupa untuk tetap pantau blog saya untuk mengetahui lebih banyak tentang Banyuwangi.
Ayo ke Banyuwangi, Banyuwangi Asik lur...

No comments:

Post a Comment

Pudarnya Interaksi Sosial di kalangan Masyarakat Indonesia

Kita tentu mengetahui bahwa masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahan dan gotong royongnya. Tidak dapat di pungkiri pernyataan terseb...